Laporan bacaan 3


Bismillah

Nama : Nurul Hafizah

Nim: 11901186

Mata kuliah : magang 1

Apa sih kultur sekolah itu? Nah, kata kultur pasti tidak lah asing bagi kita dan kalian pasti mulai berfikir bahwa kultur itu terkait dengan budaya. Nah, dari bahan bacaan yang telah saya baca, maka dapat saya tarik benang merah bahwa kultur adalah suatu pandangan hidup yang telah dijadikan suatu pegangan atau acuan dalam meniti kehidupan di dalam suatu kelompok masyarakat yang meliputi cara berpikir, perilaku, sikap, nilai, kepercayaan, dan norma-norma yang tercermin baik dalam berwujud fisik maupun abstrak yang telah dipegang serta turun-temurun.

Kultur atau kebudayaan secara garis besar ada karena hasil dari ciptaan manusaia. Dengan kata lain terdapat proses di mana budaya diturunkan dan diwariskan kepada anggota masyarakat atau sebuah kelompok dari generasi ke generasi. Adanya proses tersebut tentunya tidak terlepas dari peran pendidikan.

Pendidikan yang teraktualisasi dalam kebudayaan juga menggaris bawahi bahwa melalui pendidikan itu sendiri sebuah sistem kontrol masyarakat terbentuk. Di mana sebuah nilai dan norma yang dibangun dan diwariskan dari leluhur terbentuk melalui budaya yang diberikan melalui pendidikan.

Kemudian saya berlanjut membaca makna dari kultur sekolah. Dari bahan tersebut dikatakan banyak sekali beberapa pendapat para ahli mengenai konsep kultur sekolah maka saya dapat menarik benang merah di antara kutipan-kutipan tersebut bahwa kultur sekolah ini terdapat di dalam lingkungan atau institusi pendidikan. Pendidikan tidak terlepas dengan kultur, bahwa pendidikan di isi atau yang dijadikan objek adalah peserta didik yakni anggota masyarakat. Karena dengan pendidikan ini menuntun masyarakat yang dinamis menjadi memiliki suatu orientasi yang positif ke depannya untuk kelangsungan hidup mereka di masa yang akan datang

Maka kultur sekolah adalah suatu pandangan yang ada di dalam sebuah institusi pendidikan atau sekolah yang terjadi menjadi suatu kebiasaan di dalam lingkungan sekolah tersebut. Kultur sekolah ini tampil di tengah-tengah lingkungan interaksi sekolah sehingga keunikkan-keunikkan dari sekolah tersebut menjadi suatu simbol atau ciri khas tersendiri di antara sekolah-sekolah lainnya. Kemudian kultur sekolah tersebut dihasilkan dari berbagai kombinasi interaksi antara individu yang terdiri dari personal yang terdapat di dalam lingkungan intitusi pendidikan sekolah, orang tua serta sistem pendidikan yang terdapat di sekolah tersebut.

Nah, kemudian saya lanjut membaca mengenai identifikasi kultur sekolah, bahwa identifikasi kultur sekolah dapat dilihat dari yang terlihat atau yang bisa di amati ada juga yang tidak terlihat atau yang tidak bisa di amati. Untuk identifikasi kultur sekolah yang dapat dilihat atau yang bisa di amati yakni meliputi sarana dan prasarana sekolah tersebut yang meliputi desain atau model bangunan gedung sekolah, tata ruang, kebiasaan, peraturan-peratutan, logo sekolah, visi dan misi, simbol, slogan, serta cara berpakaian warga sekolah yang menjadi ciri khas dari sekolah tersebut. Untuk identifikasi yang tidak bisa dilihat atau tidak bisa di amati ini meliputi suatu nilai-nilai yang telah dianut bersama yang berhubungan baik dan buruk serta kepentingannya.


Kemudian saya lanjutkan membaca, bahwa terdapat paparan mengenai karakteristik kultur sekolah. Dapat saya pahami bahwa karakteristik kultur sekolah itu terdapat yang positif dan ada juga yang negatif. Untuk komponen positif nya akan memberikan peluang sekolah serta seluruh komponen yang terdapat di dalam institusi atau lingkungan sekolah tersebut. Sehingga dapat memberikan sumbangsih secara optimal, efisien, energik, penuh vitalitas, memiliki semangat tinggi serta produktif dalam membangun perkembangan kemajuan dari institusi atau lembaga pendidikan tersebut. Dari segi positifnya ini dapat dan harus terus dikembangkan agar lembaga atau institusi pendidikan tersebut dan berkelanjutan dan mampu berkembang kea rah yang lebih baik kedepannya. Untuk komponen negatifnya biasanya timbul dengan anarkis, negative, beracun, bahkan bersifat dominative. Kemudian suatu masalah yang dapat ditimbulkan yakni sekolah atau institusi pendidikan tersebut bahkan takut untuk melakukan suatu inovasi atau perubahan karena takut untuk mengambil resiko yang ditimbulkan.

Berkenaan dengan kultur sekolah di sini saya akan berlanjut mengenai kultur-kultur yang terdapat di dalam sekolah ini sangat banyak sekali. Melalui kultur-kultur sekolah ini menjadi suatu ciri khas tersendiri bagi institusi atau pendidikan tersebut yang membedakan dengan institusi pendidikan lainnya dan menjadi keunikan tersendiri baginya.

Kultur sekolah terkait prestasi/kualitas ini meliputi: semangat membaca dan mencari referensi, keterampilan siswa mengkritisi data dan memecahkan masalah hidup, kecerdasan emosional siswa, keterampilan komunikasi siswa, baik itu secara lisan maupun tertulis, kemampuan siswa untuk berfikir obyektif dan dinamis.

     Kultur sekolah terkait kehidupan sosial, yang meliputi: nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan, nilai-nilai keterbukaan, nilai-nilai kejujuran, nilai-nilai semangat hidup, nilai-nilai semangat belajar, nilai-nilai menyadari diri sendiri dan keberadaan orang lain, nilai-nilai untuk menghargai orang lain, nilai-nilai persatuan dan kesatuan, nilai-nilai untuk selalu bersikap dan berprasangka positif, nilai-nilai disiplin diri, nilai-nilai tanggung jawab, nilai-nilai kebersamaan, nilai-nilai saling percaya, nilai-nilai yang lain sesuai dengan kondisi sekolah. 

Kemudian di bahan tersebut terdapat beberapa langkah-langkah yang dapat tempuh oleh sekolah guna membentuk kultur sekolah yang positif yakni :

     Mengamati, membaca serta melacak historis dari kultur sekolah tersebut sehingga adapat ditemukan titik terangnya.

     Mengembangkan dan melakukan assessment.

     Mengembangkan visi strategis, serta melakukan redefinition

     Mewaspadai perilaku-perilaku lama yang bersifat negative.

     Merancang pola pengembangan kultur sekolah dan membangun praktik- praktik baru dan artifak baru dikaitkan secara sadar dengan nilai-nilai lama yang relevan dan nilai baru yang diharapkan tumbuh.

     Melakukan pemantauan dan evaluasi secara dinamis terhadap perkembangan kultur sekolah dan dampaknya.

Selanjutnya saya juga menemukan beberapa unur-unsur kultur sekolah, warga sekolah yang terdapat di dalam institusi pendidikan perlu menyadari bahwa unsur kultur sekolah terdapat unsur positif, negative, dan juga netral. Ini bisa terkait dengan visi, misi, dan juga tujuan dari sekolah itu sendiri. Ada 3 macam kultur sekolah yang berkembang di sekolah yakni aspek kultur sosial, aspek kultur akademik, dan juga aspek asrtiafk.

Kemudian selain terdapat unsur-unsur kultur sekolah ada juga fungsi dari kultur sekolah. Sebelumnya telah saya paparkan bahwa kultur sekolah terdapat segi positif, negative, dan juga netral. Nah di sini saya akan mengungkap beberapa fungsi dari kultur sekolah tersebut yakni sebagai berikut :

Menjadikan ciri khas dan keunikan bagi institusi atau lembaga pendidikan tersebut.

Kultur sekolah tersebut dapat menjadi suatu pegangan dalam menuju perkembangan institusi pendidikan tersebut.

Kultur sekolah dapat dijadikan suatu jalan alternatif dalam memecahkan suatu problem.

Kultur sekolah dapat dijadikan suatu strategi, baik strategi pembelajaran maupun lainnya.

Kultur sekolah dapat dijadikan sebagai tata nilai.

Kultur sekolah bukan hanya mempengaruhi kegiatan warga sekolah, namun demikian kultur sekolah juga akan mempengaruhi motivasi dan semangat dari warga sekolah itu sendiri. Selain itu kultur sekolah ini juga mencakup ke berbagai elemen-elemen yang terdapat di dalam suatu institusi atau lembaga pendidikan. Kultur Sekolah memberikan panduan menilai apa yang penting, apa yang baik, apa yang benar, dan bagaimana berbuat untuk mencapainya.

Saya juga berlanjut membaca mengenai strategi pengembangan kultur sekolah seperti kita ketahui bahwa kultur sekolah pasti memiliki sisi positif dan juga negatif. Pada dasarnya pengembangan sistem kultur sekolah adalah membangun sekolah dengan mendasari pada kekuatan utama yaitu sekolah itu sendiri. Perbaikan kultur sekolah dapat dilakukan dengan mengembangkan aspek-aspek kultur sekolah yang terdiri dari asumsi yang kemudian melahirkan sebuah nilai dan keyakinan yang selanjutnya diwujudkan dalam sebuah artifak sehingga sekolah sekolah mampu mengembangkan kultur yang mereka miliki kea rah yang lebih baik. Melalui fungsinya kultur telah menjelaskan bagaimana pentingnya kultur sekolah berperan dalam perbaikan mutu, dan kemudian didukung olehh langkah-langkah yang dapat mengembangkan mutu sekolah itu sendiri.

Usaha yang dilakukan oleh sekolah dalam membangun kultur sekolah berlangsung secara kontinyu. Hal itu dilakukan dengan aspek struktural dan juga aspek kultural. Pada aspek structural, sekolah dengan kebijakanya mengeluarkan aturan- aturan yang berupa tata tertib sekolah supaya dapat dipahami oleh warga sekolah. Kemudian selaain itu sekolah juga menerapkan pembudayaan atau aspek kultural pada sekolah.

Sekolah selanjutnya terus malakukan sosialisai kepada seluruh warga nya. Semua warga turut berperan aktif dan juga inovatif dalam hal usaha membangun kultur sekolah. Hal itu juga terbukti dengan keikutsertaan semua warga sekolah dalam hal program peningkatan mutu sekolah melalui kegiatan religius. Sekolah juga menerbitkan peraturan-peraturan yang sesuai dengan kebutuhan, dalam arti disesuaikan denga keluwesan yang tidak mengurangi nilai disiplin. Kepala sekolah dalam hal ini ikut berperan aktif karena beliau merupakan pencetus untuk pembuatan tata tertib itu sendiri. Selain itu usaha lain yang dilakukan oleh sekolah adalah proses pemodelan dan pembiasaan.

Kemudian untuk proses pembiasaan. Sekolah membiasakan melalui peraturan tata tertib yang dibuat supaya anak tepat waktu, disiplin, jujur, and juga saling menghormati dan religius. Adapun pembiasaan itu antara lain seperti pada aspek agama, untuk menumbuhkan jiwa yang religius sekolah memberikan program pembiasaan yaitu dengan melakukan tadarus setiap pagi dan juga kajian tiap jumat.

Selanjutnya usaha yang dilakukan oleh sekolah adalah perbaikan mutu dengan secara berkala mengganti visi sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman tanpa meninggalkan budaya yang telah dibangun. Dalam hal ini sekolah yang akan menuju ke arah sekolah adiwiyata membuat tujuan bersama yang kemudian disepakati dan akan dijalankan bersama pula.

Referensi

Haryoni, Aulia Ninda. 2016. “Kultur Sekolah di SMA Negeri 8 Yogyakarta”.

Komentar