Laporan bacaan 6
Konsep kurikulum
A. Kedudukan kurikulum dalam pendidikan
Pendidikan berintikan interaksi antara pendidikan dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan –tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapatberlangsung dalam lingkungan keluarga sekolah ,ataupun masyrakat,dalam lingkungan keluarga ,interaksi pendidikan terjadi antara orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai peserta didik.interaksi ini berjalan tanpa rencana tertulis.
Interaksi pendidikan antara orang tua dengan anaknyajuga sering tidak di sadari,dalam kehidupan keluarga interaksi pendidikan dapat terjadi setiap saat,setiap kali orang tua bertemu ,berdialog ,bergaul ,dan bekerja sama dengan anak-anaknya.dan pendidikan dalam lingkungan sekolah lebih bersifat formal .guru sebagai pendidik di sekolah telah dipersiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan guru. Guru melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dengan rencana dan persiapan yang matang.mereka mengajar dengan tujuan yang jelas,bahan-bahan yang telah disusun secara sistematis dan rinci,dengan cara dan alat-alat yang telah di pilih dan di rancang secara cermat.dalam lingkungan masyrakat pun terjadi berbagai bentuk interaksi pendidikan ,dari yang sangat formal yang mirip dengan pendidikan sekolah dalam bentuk kursus-kursus,sampai dengan yang kurang formal seperti ceramah ,serasehan ,dan pergaulan kerja .gurunya juga bervariasidari yang memiliki latar belakang pendidikan khusus sebagai guru ,sampai dengan yang melaksanakan tugas sebagai pendidik.interaksi yang rancangan dan pelaksanaan nyakurang formal dapat kita sebut sebagai pendidikan kurang formal(less formal).
B.konsep kurikulum
Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan ,juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang di anutnya. Menurut CASWEL dan CAMPBELL dalam buku merekayang terkenal curriculum development(1935) kurikulum …to be composed of all the experiences children have under the guindanceof teacher.dan mauritz Johnson,pengalaman nya hanya akan muncul apabila terjadi kurikulum,tetapi pengajaran ,kurikulumhanya menggambarkan dan mengantispasinya hasil dari pengajaran.
C.Kurikulum dan teori-teori pendidikan
1.pendidikan klasik
Pendidikan klasik atau classical education ,konsep pendidikan ini berontak dari asumsi bahwa seluruh warisan budaya,yaitu pengetahuan ,ide_ide,atau nilai-nilai telahdi temukan oleh para pemikir terdahulu,pendidikan berfungsi memilihara mengawetkan ,dan meneruskan semua warisan budaya tersebut kepada generasi berikutnya.ada dua model konsep pendidikan klasik,perenialisme danesen sialisme walaupun di dasari dengan konsep-konsep yang sama keduanya memiliki pandangan yang berbeda. Peranialisme maupun esensialisme, mempunyai pandangan yang sama tentang masyarakat ,bahwa masyrakat bersifat statis,
Pendidikan lebih menekankan pada humanitas, pembentukan pribadi,dan sifat-sifat mental .konsep-konsep filosofis, lebih banyak mewarnai pendidikan ini.
2.Pendidikan pribadi
Pendidikan pribadi ( personalized education) lebih mengutamakan peranan siswa konsep pendidikan ini bertolak dari anggapan dasar bahwa ,sejak dilahirkan ,anak telah memiliki potensi-potensi,baik potensi untuk berpikir berbuat,memecahkan masalah ,maupun untuk belajar dan berkembang sendiri.pendidikan adalah ibarat persemaian ,,berfungsi menciptakan lingkungn yang menunjang dan terhindar dari hamba-hamba tugas guru,seperti halnya seorang petani adalah mengusahakan tanah yang gembur, pupuk, air, udara, dan sinar matahari. Guru adalah pembimbing, pendorong(motivator), pasilitator, dan pelayan bagi siswa.
Teori ini juga memiliki dua aliran yaitu pendidikan progresif dan pendidikan romantik. tokoh pendahulu pendidikan progresif adalah francis parker yang membawa aliran ini dari eropa ke amerika.aliran ini menjadi lebih terkenal di amerika berkat percobaan-percobaan yang dilakukan john dewey dengan sekolah-sekolah laboratoriumnya.john dewey menerapkan prinsip belajar sambil berbuat(learning by doing).
3.Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikan mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi.keduanya juga mempunyai perbedaan,sebab yang diutamakan dalam teknologi pendidikan adalah pembentukan dan penguasaan kompentensi bukan pengawetan dan pemiliharaan budaya lama.
4.Pendidikan intereksional
Konsep pendidikan ini bertolak dari pemikiran manusia sebagai makhluk sosial.dalam kehidupannya,manusia selalu membutuhkan manusia lain,selalu bersama,berinteraksi,dan bekerja sama.memenuhi kebutuhan hidup dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.
TEORI KURIKULUM
A.Apakah teori itu?
Kesepakatan yang telah diterima secara umum,bahwa teori merupakan suat set atau sistem pernyataan(a setoff statement)yang menjelaskan serangkaian hal ada tiga kelompok krateristik utama sistem pernyataan suatu teori.pertama,dalam suatu teori bersifat memedukan.kedua berisi kaedah-kaedah umum.ketiga bersifat meramalkan.karakteristik memadukan.
Menurut Rose,karakteristik pernyataan(set of statement)meliputi definisi,asumsi,dan kaedah-kaedah umum. Teori menjelaskan suatu kejadian.kejadian ini bisa sangat luas atau sempit.suatu kejadian yang di jelaskan oleh suatu teori menunjukan suatu set yang universal.
Keterangan:
ABC =set universal (keseluruhan)
A =kejadian-kejadian yang diketahui
B =kejadian-kejadian yang diasumsikan
C =kejadian-kejadian yang tidak diketahui
Tugas seorang teoretisi adalah merumuskan istilah-istilah dan pernyataan yang akan menjelaskan isi bagian-bagian dan hubungan di antara bagian-bagian tersebut.hal yang sangat penting dalam pekerjaan seorang ilmuan adalah pengunaan istilah-istilah.ia di tuntut untuk mengunakan istilah dengan makna yang tepat dan konsisten.
B.Teori pendidikan
Pendidikan merupakan suatu ilmu terapan(applied science)yaitu terapan dari ilmu atau disiplin lain terutama filsafat,psikologi,sosiologi,dan humanitas.sebagai ilmu terapan perkembangan teori pendidikan berasal dari pemikiran-pemikiran filosofis-teoretis,penelitian empiris dalam praktik pendidikan.
C.Teori kurikulum
1.Konsep kurikulum
Konsep terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori kurikulum adalah konsep kurikulum.ada tiga konsep tentang kurikulum,kurikulum sebagai subtansi,sebagai sistem,dan sebagai studi.
-kurikulum sebagai substansi,suatu kurikulum dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid disekolah,atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai.
-kurikulum sebagai suatu sistem yaitu sistem kurikulum.sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan,sistem pendidikan,bahkan sistem masyarakat.
-kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum
2.Perkembangan teori kurikulum
Perkembangan teori kurikulum tidak dapat dilepaskan dri sejarah perkembangannya.perkembangan kurikulum telah dimulai pada tahun 1890 dengan tulisan Charles dan McMurry,tetapi secara definitive berawal pada hasil karya Franklin Babbit tahun 1918.Bobbit sering di padang sebagai kurikulum.
1.Sumber pengembangan kurikulum
Dari kajian sejarah kurikulum,kita mengetahui beberapa hal yang menjadi sumber atau landasan ini penyusunan kurikulum.pengembangan kurikulum pertama bertolak dari kehidupan dan pekerjaan orang dewasa, karna sekolah persiapan anak bagi kehidupan orang dewasa isi kurikulum di ambil dari orang dewasa
2.Desain dan rekayasa kurikulum
Telah diutaraka sebelumnya bahwa ada dua subteori dari teori kurikulum,yaitu desain kurikulum dan rekayasa kurikulum
Ada dua hal yang perlu ditambahkan dalam desain kurikulum pertama,ketentuan-ketentuan bagaimana pengunaan kurikulum serta bagai mana mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan berdasarkan masukan dari pengalama.kedua kurikulum itu di evaluasi,baik bentuk desainnya maupun sistem pelaksanaannya.
LANDASAN FILOSOFIS DAN PSIKOLOGIS
PENGEMBANGAN KURIKULUM
A. Landasan filosofis
Secara harfiah filosofis(filsafat)berarti “cinta akan kebijakan”(love of wisdom).orang belajar berfilsafat agar ia menjadi orang yang mengerti dan berbuat secara bijak.untuk dapat mengerti kebijakan dan berbuat secara bijak,ia harus tau atau berpengatahuan.pengetahuan tersebut diperoleh melalui proses berpikir yaitu berpikir secara sistematis,logis dan mendalam.pemikiran demikian dalam fisafat sering di sebut sebagai pemikiran radikal,atau berpikir sampai keakar-akarnya
1.Dasar-dasar filsafat dewey
Filsafat dewey adalah konsepnya tentang dunia yang selalu berubah,mengalir,atau on going-ness.prinsip ini membawa konsekuensi yang cukup jauh,bagi dewey tidak ada yang menetap dan abadi semuanya berubah.ciri lain filsafat dewey adalah antidualistik.pandangannya tentang dunia adalah monistik dan tidak lebih dari sebuah hipotesis.
2.Teori pendidikan dewey
Pendidikan menurut john dewey yaitu pendidikan berarti perkembangan,perkembangan sejak lahir hingga menjelang kematian.
Ada dua sifat dari immaturity yakni kebergantungan dan plastisitas kebergatungan berarti kemampuan untuk menyatakan hubungan sosial
Ada lima langkah berfikir reflektif menurut john dewey yaitu:
1. merasakan adanya keraguan,kebingungan yang menimbulkan masalah
2.mengadakan interpretasi tentative(merumuskan hipotesis)
3.mengadakan penelitian atau pengumpulan data yang cermat
4.memperoleh hasil dari pengujian hipotesis tentative
5.hasil pembuktian sebagai sesuatu yang dijadikan dasar untuk berbuat.
B.Landasan psikologis
Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antar –individu manusia,yaitu antara peserta didik dengan pendidik dan juga antara peserta didik dan dengan orang-orang lainya.
1.Psikologi perkembangan
Psikologis, perkembangan membahas perkembangan individu sejak masa konsepsi,yaitu masa pertemuan spermatozoid dengan sel telur sampai dengan dewasa.
a. Metode dalam psikologi perkembangan
pengetahuan tentang perkembangan individu di peroleh melalui studi yang bersifat longitudinal,cross, sectional ,psikoanalitik.sosiologik, ataustudi kasus. Studi longitudinal menghimpun informasi tentang perkembangan individu melalui pengamatan pengkajianperkembangan sepanjang masa perkembangan,dari saat lahir sampai dengan dewasa,seperti yang pernah dilakukan oleh arnoldgessel.
b.teori perkembangan ada tiga teori atau pendekatan tentang perkembangan individu yaitu pendekatan pertahapan ,pendekatan diferensi,dan pendekatan ipasif,
2.Psikologi belajar
Psikologi belajar merupakan suatu studi tentang bagaimana individu belajar.banyak sekali definisi tentang psikologi
Landasan Sosial –Budaya ,Perkembangan Ilmu Dan
Teknologi Dalam Pengembangan Kurikulum
A. Pendidikan dan masyrakat
Konsep pendidikan bersifat universal,tetapi pelaksanaan pendidikan bersifat lokal ,didesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat pendidikandealam suatu lingkungan.
B.Perkembangan masyrakat
Salah satu ciri dari masyrakat adalah selalu berkembang,mungkin pada masyrakat tertentu perkembangannya sangt cepat ,tetapi pada masyrakat lainya.
C.perkembangan ilmu pengetahuan
Sejak abad pertengahan ilmu pengetahuan berkembang dengan pesatma setelah abadpertengahan sering di sebut zaman modern.
D.perkembangan teknologi
Dari para ahli,kita sering mendengar pernyataan bahwa ilmi bukan hanyauntuk ilmu.pernyataan tersebut diartikan bahwapengembangan suatu ilmu.
E.pengaruh perkembangan ilmu dan teknologi
Pengaruh perkembangan ilmu dan teknologi cukup luas,meliputi semua aspek kehidupan ,politik,ekonomi,sosial,budaya.keagamaan,etika,dan estetika,bahkan keamanan dan ilmupengetahuan itu sendiri.
MACAM-MACAM MODEL KONSEP KURIKULUM
A.Kurikulum subjek akademis
Kurikulum subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik( perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu.semua ilmu pengetahuan dan nilai-nilai telah ditemukan oleh para pemikir masa lalu
B.Kurikulum humanistik
1.konsep dasar
Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistik.
2.kurikulum konfluen
Kurikulum konfluen dikembangkan oleh para ahli pendidikan konfluen,yang ingin menyatukan segi-segi afektif
C.Kurikulum rekonstruksi
Kurikulum rekonstruksi sosial berbeda dengan model-model kurikulum lainnya.kurikulum ini lebih memusatkan perhatian pada problema yang dihadapinya dalam masyarakatnya
D.Teknologi dan kurikulum
Teknologi pendidikan dalam arti teknologi alat lebih menekankan penggunaan alat-alat teknologis untuk menunjang dan efektivitas pendidikan
ANATOMI DAN DESAIN KURIKULUM
A.Komponen-komponen kurikulum
Kurikulum dapat di umpamakan sebagai suatu organism manusia atau binatang,yang memiliki susunan anatomi tertentu
B.Desain kurikulum
Kurikulum menyangkut pola pengorganisasian unsure-unsur atau komponen kurikulum.penyusunan desain kurikulum dapat dilihat dari dua dimensi,yaitu dimensi horizontal dan vertical.
PROSES PENGAJARAN
A.Keseimbangan antara isi dan proses
Dalam uraian tentang model-model konsep kurikulum,maupun dalan macam-macam desain kurikulum,masalah isi dan proses pengajaran selalu menjadi tema dan titik tolak.
B.Isi kurikulum
Dalam tujuan pendidikan di amerika serikat,ada dualisme yang membutuhkan keseimbangan,yaitu antara kegunaan(usefull),dengan keindahan .sekolah diharapkan dapat mengajarkan semua yang berguna dan semua yang indah.
C.Proses belajar
Belajar bermakna yaitu dimensi cara menguasai pengetahuan dan cara menghubungkan pengetahuan baru dengan struktur ide yang telah ada pada dimensi yang pertama.
Dalam belajar menerima keseluruhan bahan pelajaran disajikan pada si pelajar dalam bentuk yang sudah sempurna.
D.Kesiapan belajar
1.Perkembangan intelek
Hasil penelitian berkenaan dengan perkembangan intelek anak menunjukkan,bahwa tingkat perkembangan mempunyai karakterristik tertentu entah cara mrlihat lingkungannya dan cara memberi arti bagi dirinya sendiri
Menurut viaget,ada empat tingkat perkembangan anak,tingkat pertama adalah tingkat sensory motor,masa lahir sampai dua tahun merupakan masa perkembangan kemampuan bergerak dan merespon terhadap rasangan.tingkat kedua,masa dua sampai tujuh tahun disebut tingkat preoperasional.tugas perkembangan anak pada masa ini terutama membentuk hubungan antara pengalaman dengan kegiatan.
2.Kegiatan belajar
Belajar sesuatu bidang pelajaran,minimal meliputi tiga proses.pertama proses mendapatkan atau memperoleh informasi baru untuk melengkapi atau mengantikan informasi yang telah dimiliki atau menyempurnakan pengetahuan yang telah ada.kedua,transformasi,yaitu proses memanipulasi pengetahuan agar sesuai dengan tugas baru.transformasi meliputi cara-cara mengolah informasi untuk sampai pada kesimpulan yang lebih tinggi.tiga proses evaluasi untuk mengecek apakah manipulasi sudah memadai untuk melakukan tugas.
3.Spiral kurikulum
Jika prinsip perkembangan anak telah diperhatikan,bahan ajar telah di susun dalam urutan yang logis dan cukup mendorongan dan keadaan memungkinkan untuk memperkenalkan seawal mungkin apakah anak akan menjadi dewasa dan berpengetahuan
E.Minat dan motif belajar
Beberapa hal dapat diusahakan untuk membangkitkan motif belajar pada anak yaitu pemilihan bahan pengajaran yang berarti bagi anak, menciptakan kegiatan belajar yang dapat membangkitkan dorongan untuk menemukan, menerjemahkan apa yang akan diajarkan dalam bentuk pikiran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
PENGEMBANGAN KURIKULUM
A. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Suatu kurikulum diharapkan memberikan landasan, isi, dan menjadi pedoman bagi pengembangan kemampuan siswa secara optimal sesuai dengan tuntutan dan tantangan perkembangan masyarakat.
1. Prinsip-prinsip umum
2. Prinsip-prinsip khusus
B. Pengembangan Kurikulum
1. Peranan para administrator pendidikan
Para administrator pendidikan ini terdiri atas: direktur bidang pendidikan, pusat pengembangan kurikulum, kepala kantor wilayah, kepala kantor kabupaten dankecamatan serta kepala sekolah. Peran para administrator di tingkat pusat (direktur dan kepala pusat) dalam pengembangan kurikulum adalah menyusun dasar-dasar hokum, menyusun kerangka dasar serta program inti kurikulum. Kerangka dasar dan program inti tersebut akan menentukan minimum course yang dituntut.
2. Peranan para ahli
Partisipasi para ahli pendidikan dan ahli kurikulum terutama sangat dibutuhkan dalam pengembangan kurikulum pada tingkat pusat. Apabila pengembangan kurikulum sudah banyak dilakukan pada tingkat daerah atau lokal, maka partisipasi mereka pada tingkat daerah, lokal bahkan sekolah juga sangat diperlukan, sebab apa yang telah digariskan pada tingkat pusat belum tentu dapat dengan mudah dipahami oleh para pengembang dan pelaksana kurikulum di daerah.
3. Peranan guru
Guru memegang peranan yang cukup penting baik di dalam perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum. Dia adalah perencana, pelaksana, dan pengembang kurikulum bagi kelasnya.
4. Peranan ornag tua murid
Orang tua juga mempunyai peranan dalam pengembangan kurikulum. Peranan mereka dapat berkenaan dengan dua hal: pertama dalam penyususnan kurikulum dan kedua dalam pelaksanaan kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum mungkin tidak semua orang tua dapat ikut serta, hanya terbatas kepada beberapa orang saja yang cukup waktu dan mempunyai latar belakang yang memadai.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum
1. Perguruan tinggi
Kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari Perguruan Tinggi. Pertama, dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi umum. Kedua, dari pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru di Perguruan Tinggi Keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan).
2. Masyarakat
Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Masyarakat yang ada di sekitar sekolah mungkin merupakan masyarakat homogeny atau heterogen, masyarakat kota atau desa, petani, pedagang atau pegawai, dan sebagainya.
3. Sistem nilai
Dalam kehidupan masyarakat terdapat sistem nilai moral, keagamaan, sosial, budayamaupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga bertanggung jawab dalam pemeliharaan danpenerusan nilai-nilai. Sistem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut harus terintegrasikan dalam kurikulum.
D. Artikulasi dan Hambatan Pengembangan Kurikulum
Artikulasi dalam pendidikan berarti “kesatupaduan dan koordinasi segala pengalaman belajar”. Untuk merelasasikan artikulasi kurikulum, perlu meneliti kurikulum secara menyeluruh, membuang hal-hal yang tidak diperlukan, menghilangkan duplikasi, merevisi metode serta isi pengajaran, mengusahakan perluasan dan kesinambungan kurikulum.
E. Model-Model Pengembangan Kurikulum
Banyak model yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pemilihan suatu model pengembangan kurikulum bukan saja didasarka atas kelebihan dan kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem pengelolaan pendidikan yang dianut serta model konsep pendidikan mana yang digunakan. Sekurang-kurangnya dikenal delapan model pengembangan kurikulum, yaitu: the administrative (line staff) model, the grass roots model, Beauchamp’s system, the demonstration model, Taba’s inverted model, Roger’s interpersonal relations model, the systematic action research modal, dan emerging technical model.
Evaluasi dan Kurikulum
Evaluasi kurikulum sukar dirumuskan secara tegas, hal itu disebabkan beberapa faktor:
1. Evaluasi kurikulum berkenaan dengan fenomena-fenomena yang terus berubah.
2. Objek evaluasi kurikulum adalah sesuatu yang berubah-ubah sesuai dengan konsep kurikulum yang digunakan juga berubah.
Evaluasi dan kurikulum merupakan dua disiplin yang berdiri sendiri. Pada tingkat yang sangat informal evaluasi kurikulum berbentuk perkiraan, dugaan atau pendapat tentang perubahan-perubahan yang telah dicapai oleh program sekolah. Paada tingkat yang lebih formal evaluasi kurikulum meliputi pengumoulan dan pencatatan data, sedangkan pada tingkat yang sangat formal berbentuk pengukuran berbagai bentuk kemajuan kea rah tujuan yang telah ditentukan.
Konsep Kurikulum
Secara sederhana teori kurikulum dapat diklasifikasikan atas teori-teori yang lebih menekankan pada isi kurikulum, pada situasi pendidikan serta pada organisasi kurikulum.
Implementasi dan Evaluasi Kurikulum
Konsep kurikulum yang menekankan isi, membarikan perhatian basar pada analisis pengetahuan baru yang ada, konsep situasi menuntut penilaian secara rinci tentang lingkungan belajar, dan konsep organisasi member perhatian besar pada struktur dan sekuens belajar. Perbedaan-perbedaan dalam rancangan tersebut mempengaruhi langkah selanjutnya.
Peranan Evaluasi Kurikulum
Peranan evaluasi kebijaksanaan dalam kurikulum khususnya pendidikan umumnya minimal berkenaan dengan tiga hal, yaitu: evaluasi sebagai moral judgement, evaluasi dan penentuan keputusan, evaluasi, dan konsesus nilai.
Ujian sebagai Evaluasi Sosial
Keberhasilan dalam ujian pengetahuan dan kemampuan skolastik, selama bertahun-tahun ditentukan oleh kemampuan mengingat fakta-fakta. Kecenderungan ini bukan saja didasari oleh teori psikologi lama, yang memandang bahwa otak yang lebih baik mampu menguasai fakta lebih banyak, tetapi juga oleh keadaan masyarakat di mana buku-buku sumber (teks) pengetahuan secara relative tidak berubah selama dua abad.
Model-Model Evaluasi Kurikulum
1. Evaluasi model penelitian
Model evaluasi kurikulum yang menggunakan model penelitian didasarkan atas teori dan metode tes psikologis serta eksperimen lapangan.
2. Evaluasi model objektif
Perbedaan model objektif dengan model komparatif adalah dalam dua hal. Pertam, dalam model objektif, evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari proses pengembangan kurikulum. Para evaluator juga mempunyai peranan menghimpun pendapat-pendapat orang luar tentang inovasi kurikulum yang dilaksanakan. Kedua, kurikulum tidak dibandingkan dengan kurikulum lain tetapi diukur dengan seperangkat objektif (tujuan khusus).
3. Model campuran multivariasi
Evaluasi model perbandingan dan model Tylor dan Bloom melahirkan evaluasi model campuran multivariasi, yaitu strategi evaluasi yang menyatukan unsur-unsur dari kedua pendekatan tersebut.
GURU DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Guru sebagai Pendidik Profesional
Sebagai pendidik professional, guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya secara profesional. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1980) telah merumuskan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dan mengelompokkannya atas tiga dimensi umum kemampuan, yaitu:
1. kemampuan profesional, yang mencakup:
a. penguasaan materi pelajaran, mencakup bahan yang akan diajarkan dan dasar keilmuan dari bahan pelajaran tersebut.
b. penguasaan landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan.
c. penguasaan proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa.
2. kemampuan sosial, yaitu kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja dan lingkungan sekitar.
3. kemampuan personal yang mencakup:
a. penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan.
b. pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seyogianya dimiliki guru.
c. penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai anutan dan teladan bagi para siswanya.
Guru sebagai Pembimbing Belajar
Dalam konsep pendidikan klasik, guru berperan sebagai penerus dan penyampai ilmu, sedangkan dalam konsep teknologi pendidikan, guru adalah pelatih kemampuan. Dalam konsep interaksional guru berperan sebagai mitra belajar, sedangkan dalam konsep pendidikan pribadi, guru lebih berperan sebagai pengarah, pendorong, dan pembimbing.
Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum
Dilihat dari segi pengelolaannya, pengembangan kurikulum dapat dibedakan antara yang bersifat sentralisasi, desentralisasi, dan sentral-desentral. Dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi, kurikulum disusun oleh sesuastu tim khusus di tingkat pusat. Kurikulum bersifat uniform untuk seluruh negara, daerah, atau jenjang/jenis sekolah.
1. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi
Dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi, guru tidak mempunyai peranan dalam perencanaan, dan evaluasi kurikulum yang bersifat makro, mereka lebih berperan dalam kurikulum mikro. Guru menyusun kurikulum dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun, satu semester, satu catur wulan, beberapa minggu ataupun beberapa hari saja.
2. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi
Kurikulum desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Kurikulum ini diperuntukkan bagi suatu sekolah atau lingkungan wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum semacam ini didasarkan atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta kemampuan sekolah atau sekolah-sekolah tersebut. Dengan demikian kurikulum terutama isinya sangat beragam, tiap sekolah atau wilayah mempunyai kurikulum sendiri, tetapi kurikulum ini cukup realistis.
Pendidikan Guru
1. Masalah pendidikan guru
Masalah pendidikan guru tidak dapat dilepaskan dari masalah pendidikan secara keseluruhan. Dalam pendidikan di Indonesia kita menghadapi dua masalah besar, yaitu masalah kuantitas dan kualitas pendidikan. Masalah pertama kuantitas pendidikan, berkenaan dengan penyediaan fasilitas belajar bagi semua anak usia sekolah. Hal itu berkenaan dengan penyediaan ruang kelas, gedung dan peralatan sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya.
2. Standardisasi pendidikan guru
Ada beberapa prinsip yang perlu dijadikan pegangan dalam pengembangan pendidikan guru. Pertama, syarat untuk masuk ke lembaga pendidikan guru (tingkat universitas) harus standar, tetapi prosedurnya cukup fleksibel sehingga dapat menjaring calon-calon yang potensial dan cocok. Kedua, perkembangan calon guru dinilai selama program berlangsung dengan teknik penilaian yang bervariasi. Ketiga, program pendidikan guru perlu diakreditasi dengan standar yang memungkinkan calon guru bisa bekerja dengan baik. Keempat, perlu ada lembaga yang memberikan legalitas terhadap kelayakan program pendidikan guru, standar yang digunakan serta memberikan sertifikasi terhadap guru.
Dengan mengacu pada National Education Assosiation (NEA) Amerika Serikat, standar pendidikan guru meliputi lima komponen pendidikan, yaitu: perencanaan, implementasi, personalia, dan isi program serta keanggotaan dalam profesi guru.
3. Pendidikan guru berdasarkan kompetensi
Salah satu model pendidikan guru yang mungkin bisa mencapai standar, adalah model pendidikan guru berdasarkan kompetensi (PGBK) atau competence based teacher education (CBTE). Beberapa ahli lebih setuju memakai kata performance (perubahan atau perilaku) daripada competence, karena dipandangnya lebih luas. Dalam tulisan ini keduanya dipandang sama.
4. IKIP, FKIP, STKIP sebagai lembagai pendidikan guru
Di Indonesia dewasa ini, kita mempunyai dua kelompok lembaga pendidikan guru, yaitu: IKIP, FKIP, dan STKIP yang merupakan lembaga pendidikan guru pada jenjang perguruan tinggi, dan PGA pada jenjang pendidikan menengah. Sebelumnya pada jenjang pendidikan menengah juga ada SPG dan SGO yang menyiapkan calon-calon guru sekolah dasar.
Komentar
Posting Komentar